Tingkah Perilaku Manusia Terhadap Rumah Makan
atau Restoran
PENDAHULUAN
Di dalam ilmu teori
arsitektur terdapat teori-teori yang menjelaskan dan memprediksi teori yang
menjelaskan apa itu arsitektur berdasarkan paradigma pelakunya (arsitek), teori
yang digunakan arsitek dalam praktek profesional. Di dalam ilmu teori
arsitektur itu sendiri memiliki keterkaitan antara ilmu arsitek dan ilmu
tentang lingkungan itu sendiri sehingga apa yang diciptakan atau dihasilkan
dari suatu karya arsitektur dapat mempengaruhi suatu tingkah perilaku manusia
dalam kehidupan sehari-hari.
Psikologi itu sendiri
adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai perilaku dan
kognisi manusia. Dimana disini tingkah laku manusia akan terlihat dari
pengalaman-pengalaman yang ada. Sehingga tingkah laku tersebut memiliki
keterkaitan dengan lingkungan alam sekitar. Arsitektur itu sendiri sangat
berpengaruh dalam segala kebutuhan dan aktivitas yang dilakukan oleh setiap
manusia.
LATAR BELAKANG
Keterkaitan antara
arsitektur dan perilaku manusia sangat memiliki peran penting dalam kehidupan
sehari-hari. Sehingga apa yang diciptakan oleh arsitek dapat merubah suatu
perilaku manusia. Perilaku manusia dapat terlihat dalam aktivitas yang sering
terjadi di setiap harinya. Tentunya dalam hal kebiasaan tersebut yang sering
dilakukan oleh manusia dapat kita jumpai dan kita amati di lingkungan sekitar.
Di dalam ilmu
arsitektur seharusnya lebih memperhatikan kebutuhan, fungsi, maupun keindahan.
Selain itu manusia memiliki suatu kebutuhan untuk memenuhi apa yang di butuhkan
oleh manusia. Pemenuhan kebutuhan itu dapat berupa rasa keamanan, kebutuhan rasa
kasih sayang, maupun kebutuhan fisik. Di dalam pemenuhan kebutuhan manusia
salah satunya yaitu makan. Makan merupakan kegiatan yang memiliki peran penting
dalam kehidupan manusia.
Di sini penulis akan menganalisis suatu kegiatan yang
dihasilkan oleh hasil arsitektur yang dapat mempengaruhi suatu tingkah laku
manusia. Sehingga kita dapat mengetahui hal apa saja yang dapat mempengaruhi
perilaku manusia, dan hal apa saja yang harus diperhatikan oleh arsitek dalam
merancang suatu bangunan, agar manusia dapat memenuhi segala
kebutuhan-kebutuhan tersebut sehingga mengarah pada tingkah laku manusia yang
lebih baik.
SUB TOPIK
Sumber: Dokumen Pribadi, KFC Cihampelas Walk, Bandung
Kegiatan makan dapat kita lakukan di mana saja baik
itu di rumah maupun di luar rumah. Arsitek itu sendiri merupakan suatu media
atau penyalur untuk merancang dan memberikan tempat atau ruang untuk segala
kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Sehingga segala kegiatan akan terpenuhi
sebagaimana mestinya. Dalam pemenuhan kebutuhan tersebut arsitek merancang
tempat makan atau restoran, dengan adanya tempat makan atau restoran kebutuhan
kegiatan makan akan terpenuhi.
Di dalam perancangan suatu bangunan, arsitek yang merancang
tempat makan atau restoran seharusnya mengerti dengan segala aspek psikologi
manusia dalam kegiatan tersebut. Sehingga perilaku yang terbentuk dapat timbul
dari apa yang diciptakan dari hasil arsitek tersebut.
Di dalam suatu tempat makan atau restoran terdapat
berbagai manusia, yang berbeda-beda perilaku dan ada pula yang saling tidak
mengenal. Sehingga faktor psikologi manusia dapat timbul dengan adanya
pemisahan jarak atau perbadaan jarak antara manusia yang saling mengenal dan
tidak mengenal. Apabila manusia tersebut melakukan kegiatan tersebut bersama
orang-orang yang mereka kenal maka jarak antar manusia lebih dekat, dan apabila
saling tidak mengenal maka akan terlihat adanya pemisahan jarak antar manusia
tersebut. Itu merupakan faktor psikologi manusia yang timbul saat melakukan
kegiatan makan.
Faktor psikologi tersebut selain dengan adanya
pemisahan jarak antar manusia, ada pula faktor psikologi yang di hasilkan dari
suatu desain rancangan aritek itu sendiri terhadap bangunan yang dirancang
olehnya.
Pada kasus ini terlihat, selain adanya pemisahan jarak
antar manusia sehingga setiap manusia memiliki ruang gerak masing-masing
terlihat pula pada pemilihan posisi duduk. Sebagian besar manusia memilih
lokasi makan tersebut di tempat yang dimana dapat memenuhi rasa manusia
tersebut untuk menikmati pemandangan lingkungan sekitar. Faktor psikologi
tersebut merupakan suatu tingkah laku yang dapat terlihat bahwa manusia di
dalam memenuhi kebutuhan tersebut ingin memiliki rasa yang nyaman. Mereka
beranggapan apabila melakukan kegiatan makan dengan menikmati pemandangan lingkungan
sekitar walaupun terdapat pemisahan jarak antar manusia yang saling tidak
mengenal akan tetap terpenuhi semua perasaan nyaman tersebut. Sehingga tingkah
laku manusia tersebut dapat terjadi sebagaimana mestinya.
Dengan faktor psikologi tersebut tingkah laku manusia
dapat dipengaruhi oleh suatu bangunan dan bangunan itu sendiri dapat merubah
perilaku manusia. Sehingga di sinilah peran penting arsitek dalam merancang
suatu ruang atau bangunan sehingga semua kegiatan manusia yang mereka lakukan
akan terpenuhi sesuai dengan psikologi manusia yang dialaminya tanpa
mempengaruhi psikologi manusia. Dan manusia akan terbiasa dengan suatu hal yang dilakukan di suatu ruang tersebut yang
diciptakan oleh arsitek dan akan mendukung segala kebutuhan manusia menuju
perilaku yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar